1.
Selalu menggunakan awalan me- atau ber- pada
kata kerja yang menjadi predikat di dalam kalimat. Contoh: Sidang menyambut baik usul anggota majelis itu.
Pada
kata kerja aus awalan me- atau ber- tidak dipakai
Contoh:
Adik makan roti
2.
Selalu menggunakan kata penghubung bahwa atau karena di dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Saya tahu bahwa dia sedang sakit.
Karena sakit, ia tidak masuk sekolah.
3.
Selalu menggunakan fungsi gramatikal (subjek, predikat, dsb) secara tepat.
Contoh: Anak buah Wahyu ke utara (tidak baku)
Anak buah Wahyu pergi ke utara (baku)
4.
Selalu menggunakan bentuk gabungan (konstruksi
sintesis) secara tepat.
Contoh: Pikirannya
cemerlang. (baku)
Dia punya pikiran cemerlang. (tidak baku)
5.
Tidak menggunakan unsur-unsur leksikal dan gramatikal dari dialek daerah (regional).
Contoh: Aku pergi sama
kakek. (tidak baku)
Aku pergi dengan kakek. (baku)
Kenapa
kakek tak mau menerima surat ini? (tidak baku)
Mengapa
kakek tak mau menerima surat ini? (baku)
6.
Selalu menggunakan ejaan resmi dalam bahasa
tulis.
Contoh: Beliau tidak dapat hadlir. (tidak baku)
Beliau tidak dapat hadir. (baku)
7.
Selalu menggunakan lafal baku dalam bahasa
lisan, yaitu lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau
ciri-ciri lafal daerah.
Contoh: Lafal baku Lafal
tidak baku
-Kalau -Kalok
-Cuma -Cumak
-Makin -Mangkin
-Siapa -Siapah,siape
Tidak ada komentar:
Posting Komentar