Rabu, 11 Maret 2015

Ciri-ciri Bahasa Baku



1.       Selalu menggunakan awalan me- atau ber- pada kata kerja yang menjadi predikat di dalam kalimat. Contoh: Sidang menyambut baik usul anggota majelis itu.
Pada kata kerja aus awalan me- atau ber- tidak dipakai
Contoh: Adik makan roti
2.       Selalu menggunakan kata penghubung bahwa atau karena di dalam kalimat majemuk.
Contoh: Saya tahu bahwa dia sedang sakit.
        Karena sakit, ia tidak masuk sekolah.
3.       Selalu menggunakan fungsi gramatikal (subjek, predikat, dsb) secara tepat.
Contoh: Anak buah Wahyu ke utara (tidak baku)
                 Anak buah Wahyu pergi ke utara (baku)
4.       Selalu menggunakan bentuk gabungan (konstruksi sintesis) secara tepat.
Contoh: Pikirannya cemerlang.  (baku)
                 Dia punya pikiran cemerlang. (tidak baku)
5.       Tidak menggunakan unsur-unsur leksikal dan gramatikal dari dialek daerah (regional).
Contoh: Aku pergi sama kakek. (tidak baku)
                 Aku pergi dengan kakek. (baku)
                 Kenapa kakek tak mau menerima surat ini? (tidak baku)
                 Mengapa kakek tak mau menerima surat ini? (baku)
6.       Selalu menggunakan ejaan resmi dalam bahasa tulis.
Contoh: Beliau tidak dapat hadlir. (tidak baku)
                Beliau tidak dapat hadir. (baku)
7.       Selalu menggunakan lafal baku dalam bahasa lisan, yaitu lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau ciri-ciri lafal daerah.
Contoh: Lafal baku                                  Lafal tidak baku
                -Kalau                                           -Kalok
                -Cuma                                           -Cumak
                -Makin                                          -Mangkin
                 -Siapa                                           -Siapah,siape

Tidak ada komentar:

Posting Komentar